Ketika gegap gempita Barack Obama menjelang Pilpres di Amerika Serikat, saya termasuk orang yang mengagumi sosok tersebut. Kagum bukan semata-mata karena berhasilnya media membuat Barack Obama menjadi terlihat populer tetapi lebih dari itu, saya kagum karena inspirasinya. Barack Obama seperti menampilkan sisi-sisi pemimpin alternatif pada saat itu. Lewat orasi dan tulisan-tulisannya yang menginspirasi rakyat Amerika Serikat untuk bergerak bersama-sama. “Yes We Can!” menjadi trade mark yang sangat kental dengan kebersamaanya. “Yes We Can” yang bukan “Yes You Can“. Ia hendak membawa masyarakat untuk bersama-sama menjadi bagian dari perubahan.
Saya kemudian membayangkan ada sosok seperti itu di Indonesia. Seorang yang membawa obor pencerahan dan inspirasi untuk bangsa Indonesia menuju bangsa yang mandiri, kreatif, unggul, dan berdaya saing. Lama saya menanti sampai akhirnya, sosok seorang bernama Dino Patti Djalal muncul kepermukaan.
Saya kemudian membayangkan ada sosok seperti itu di Indonesia. Seorang yang membawa obor pencerahan dan inspirasi untuk bangsa Indonesia menuju bangsa yang mandiri, kreatif, unggul, dan berdaya saing. Lama saya menanti sampai akhirnya, sosok seorang bernama Dino Patti Djalal muncul kepermukaan.
Saya mengenal Dino Patti Djalal bukan hanya sebagai seorang juru bicara pak SBY dab Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Sebelumnya dari beberapa artikel serta tulisan tentang Dino Pati Djalal yang sudah saya baca, menyebutkan bahwa Pria kelahiran Beograd, Yugoslavia, 10 September 1965 ini juga dikenal sebagai seorang penulis pidato, Aktivis pemuda, akademisi, dan penulis buku best seller yang mampu mengispirasi secara nasional.
Dia telah menulis banyak artikel untuk media massa domestik dan internasional. Bahkan telah menulis 5 buku: "Para geopolitik maritim di Indonesia kebijakan teritorial" (Jakarta: CSIS, 1996); "Transformasi Indonesia" (Jakarta: Gramedia, 2005); "Indonesia pada bergerak" (Jakarta: Gramedia, 2006); kemudian diterjemahkan ke dalam "Indonesia Unggul" (Jakarta: Gramedia, 2008); "Harus Bisa!" (Jakarta: Merah Putih, 2008); dan "Energi Positif" (Jakarta: Merah Putih, 2009)
Dia telah menulis banyak artikel untuk media massa domestik dan internasional. Bahkan telah menulis 5 buku: "Para geopolitik maritim di Indonesia kebijakan teritorial" (Jakarta: CSIS, 1996); "Transformasi Indonesia" (Jakarta: Gramedia, 2005); "Indonesia pada bergerak" (Jakarta: Gramedia, 2006); kemudian diterjemahkan ke dalam "Indonesia Unggul" (Jakarta: Gramedia, 2008); "Harus Bisa!" (Jakarta: Merah Putih, 2008); dan "Energi Positif" (Jakarta: Merah Putih, 2009)
Sosok seorang Dino Patti Djalal dilahirkan dalam sebuah keluarga diplomatik yang berasal dari Ampek Angkek, Agam, Sumatera Barat. Ayahnya, Profesor Hasjim Djalal, adalah mantan Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan Jerman. Beliau mengawali pendidikannya di sekolah islam yaitu SD Muhamadiyyah dan SMP Al-Azhar, lalu melanjutkan pendidikan ke McLean High School, Amerika Serikat, kemudian pendidikan S-1 ke Universitas Carleton. Gelar M.A. diraihnya dari Universitas Simon Frazer di Kanada hingga kemudian meraih gelar doktor bidang hubungan internasional di London School of Economic and Political Science.
Sosok Dino Patti Djalal sangat erat kaitannya dengan generasi muda Indonesia. Beliau telah banyak memberikan kontribusi bagi berkembangnya pemikiran-pemikiran generasi muda di Indonesia, melalui forum, gerakan, program, hingga karya-karyanya. Sosok ideal yang pantas dijadikan inspirasi bagi Generasi Muda Indonesia dalam Menjawab Tantangan Masa Depan.
Beliau memilii pemikiran, visi dan pandangan yang selalu ingin maju, Beliau mengajak pemuda-pemuda Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan dan ketertinggalan. “Karena sebagai bangsa, kita harus optimis. Semua persoalan pasti ada jalan keluarnya, kalau kita punya kemauan,” ujar Bapak Dino.
Nasionalisme seorang Dino sangat kuat dan bukan nasionalisme sempit. Beliau adalah sosok yang mendedikasikan dirinya untuk negara. Ini terbukti lewat pengabiannya ketika menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS. Beliau memiliki etos kerja dan semangat yang pantang menyerah atas apa yang telah dilakukannya. Selau bekerja keras, berfikir, dan mencari solusi untuk mencapai tujuan yang hendak dia capai.
Beliau memilii pemikiran, visi dan pandangan yang selalu ingin maju, Beliau mengajak pemuda-pemuda Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan dan ketertinggalan. “Karena sebagai bangsa, kita harus optimis. Semua persoalan pasti ada jalan keluarnya, kalau kita punya kemauan,” ujar Bapak Dino.
Nasionalisme seorang Dino sangat kuat dan bukan nasionalisme sempit. Beliau adalah sosok yang mendedikasikan dirinya untuk negara. Ini terbukti lewat pengabiannya ketika menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS. Beliau memiliki etos kerja dan semangat yang pantang menyerah atas apa yang telah dilakukannya. Selau bekerja keras, berfikir, dan mencari solusi untuk mencapai tujuan yang hendak dia capai.
Di tahun 2013, Sebuah sikap patriotisme dari Bapak Dino yang menyatakan dirinya siap untuk memimpin negara Indonesia dengan mengikuti Proses Konvensi Capres Partai Demokrat 2014. Beliau ikut konvensi bukan untuk melamar pekerjaan. Tetapi karena dia diundang dan karena sejarah memanggil. Beliau hadir ingin merubah negara yang penuh problematika sosial, politik, dan ekonomi ini menjadi negara yang unggul, hebat dan serba bisa.
Bagi Dino, kalah menang tidak jadi soal. “Saya bukan orang yg haus kekuasaan, tapi saya tipe orang yg haus akan pengabdian dan prestasi”. Ujar Dino. Beliau akan menjadi Pelopor konsep nasionalisme unggul, menjadi pelopor perubahan bukan perubahan sesaat tapi perubahan permanen.
“Saya akan mendorong dan merangkul siapapun yg berjiwa idealis dan reformis dari parpol manapun sepanjang kita semua satu pemahaman untuk selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi”. Sebuah ketegasan dari sosok Dino untuk mengabdi dengan penuh dedikasi.
Melihat berbagai gagasan, prestasi dan pengabdian beliau, saya yakin Bapak Dino akan mampu membawa Indonesia bersaing dalam peta percaturan global. Dia termasuk sosok pemimpin yang didambakan. Mungkin masih belum begitu dikenal masyarakat Indonesia tapi beliau dikenal masyarakat dunia.
Selamat berjuang Pak Dino, semoga kita sampai disana!. Salam :)
Bagi Dino, kalah menang tidak jadi soal. “Saya bukan orang yg haus kekuasaan, tapi saya tipe orang yg haus akan pengabdian dan prestasi”. Ujar Dino. Beliau akan menjadi Pelopor konsep nasionalisme unggul, menjadi pelopor perubahan bukan perubahan sesaat tapi perubahan permanen.
“Saya akan mendorong dan merangkul siapapun yg berjiwa idealis dan reformis dari parpol manapun sepanjang kita semua satu pemahaman untuk selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi”. Sebuah ketegasan dari sosok Dino untuk mengabdi dengan penuh dedikasi.
Melihat berbagai gagasan, prestasi dan pengabdian beliau, saya yakin Bapak Dino akan mampu membawa Indonesia bersaing dalam peta percaturan global. Dia termasuk sosok pemimpin yang didambakan. Mungkin masih belum begitu dikenal masyarakat Indonesia tapi beliau dikenal masyarakat dunia.
Selamat berjuang Pak Dino, semoga kita sampai disana!. Salam :)
kerend pak dino ^ _ ^
BalasHapus