Generasi Muda dalam Menjawab Tantangan Masa depan


Sikap Generasi muda hari ini terhadap politik sangat menentukan masa depan politik Indonesia di masa depan. Ironisnya, Gejala apatis yang terjadi di kalangan generasi muda Indonesia terhadap politik saat ini kian merana.

Anak muda seharusnya tidak lagi apatis terhadap politik, kita seharusnya akrab dan open minded terhadap politik dengan tetap menjaga integritas dan kekritisan kita. Hanya dengan menjaga sikap kritis dan integritas, ada harapan bahwa di masa mendatang anak muda akan mampu melahirkan pemimpin-pemimpin cakap yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Disamping itu, sering kita mendengar, generasi selepas merdeka disindir dengan kata-kata "aku lebih dahulu makan garam" oleh generasi sebelumnya. Sepertinya anak muda dianggap tidak merasakan keadaan yang berlaku di zaman pra-merdeka. Anak Muda dikatakan terlalu manja dan tidak mempunyai daya ketahanan diri. Ya, Mungkin memang benar.

Akan tetapi, tentu kata-kata ini kurang enak didengar oleh generasi muda. Benar, generasi sekarang (selepas merdeka) tidak merasakan zaman pra-merdeka. Tetapi Itu bukanlah suatu `kelemahan' pada diri pemuda jaman sekarang. Kita tidak boleh mengembalikan masa yang telah berlalu.

Apa yang penting dan menjadi tantangan bagi generasi masa kini adalah memetik pelajaran akan sejarah masa lalu dan mengisi kamerdekaan dengan semangat dan harapan yang baru. Tantangan kita sebagai Generasi muda zaman  sekarang justru akan lebih berat. Kata Ir. Soekarno “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Kita semua tahu bahwa Bangsa Indonesia tidak merdeka begitu saja, namun ada serentetan peristiwa yang membawa hingga ke puncak kemerdekaan. Untuk itu mari tunjukkan rasa nasionalisme kita sebagai Generasi Muda terhadap para perintis dan pejuang kemerdekaan Bangsa kita ini, kita harus bangga dengan bangsa kita.

Namun, hal itu berbalik dengan keadaan generasi muda Indonesia saat ini. Arus globalisasi membuat hampir semua informasi dapat menyebar dengan cepat. Hal ini berpengaruh terhadap arus informasi yang tidak tersaring dengan benar, begitu juga dengan budaya. Yang dapat merusak moral anak bangsa hingga kehilangan jati dirinya sebagai pemuda generasi penerus bangsa.

Banyak yang berkata “betapa bobroknya pemerintahan saat ini, sudah tidak ada lagi sosok negarawan di pemerintahan, Mereka lebih memilih membesarkan rasa nasionalisme terhadap partainya masing-masing”.

Lantas Dimana para pemuda yang seharusnya berperan sebagai seorang Social Control, Agent Of Change? Mereka telah asik dengan dunianya sendiri. Rasa nasionalisme pada para pemuda juga sudah memudar.

Jika kita mengingat bagaimana dahulu B.J. Habibie dengan semangatnya ingin mengabdi pada Negara dengan membuatkan pesawat untuk Indonesia. Adakah saat ini pemuda Indonesia yang mau seperti itu? Mereka lebih senang untuk bekerja pada perusahaan asing dan berorientasi pada materi yang besar.

Nasionalisme kuncinya, Habibie ikhlas membuat semuanya karena ingin melihat bangsa Indonesia dapat disatukan dengan sesuatu produk buatannya. Karena pada saat itu Habibie yakin, teknologi lah yang akan membuat bangsa Indonesia menjadi kuat. Disaat ini, Indonesia malah terbalik, semua teknologi yang ada pada Indonesia saat ini lebih banyak buatan Negara luar daripada buatan dalam negeri. Kemana putra-putri cerdas harapan bangsa? #SalamPerubahan.

1 Response to "Generasi Muda dalam Menjawab Tantangan Masa depan"

  1. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” - tantangan buat kita pemuda

    BalasHapus

bagaimana tanggapan anda sangmane...